"ADAM itu bukan manusia pertama." Mendengar dan membaca kalimat
tersebut, tentunya semua urat syaraf yang di kepala umat Islam akan
menegang. Sebenarnya urat syaraf kepala tidak perlu tegang dengan tesis
tersebut, karena akan menghabislan energi saja. Bukankah yang perlu dan
lebih penting serta utama lagi untuk dilakukan (aulawiyyah) adalah Menyoal Adam dalam al-Qur'an kemudian
membenturkannya dengan teori lain seperti Darwin. Bahwa yang lebih
jelas dan kuat argumentasi atau dalilnya adalah yang akan tetap eksis
dan yang lain fayadzhabu ghutsā-an.
Menyoal Adam dalam al-Qur'an di sini akan menggunakan metode penafsiran tematik dengan mengambil beberapa kata kunci. Diharapkan dengan metodologi seperti ini akan melahirkan makna dalam wajah baru atau paling tidak, pemahaman makna akan lebih mendalam (ta'mīq al-fahm). Dari kun fayakunnya Allah dalam penciptaan Adam terlihat bahwa persoalan Adam merupakan hak pribadi Allah; yang tidak dapat disamakan dengan manusia pada umumnya yang melalui proses keterlibatan ibu dan bapak. Proses penyempurnaan penciptaan manusia adalah tempat untuk mendudukkan teori evolusi Darwin, namun tidak dalam arti horizontal vertikal, tetapi hanya horizontal saja sehingga menganut teori evolusi terbatas adalah jalan dan sikap bijak. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1460
Menyoal Adam dalam al-Qur'an di sini akan menggunakan metode penafsiran tematik dengan mengambil beberapa kata kunci. Diharapkan dengan metodologi seperti ini akan melahirkan makna dalam wajah baru atau paling tidak, pemahaman makna akan lebih mendalam (ta'mīq al-fahm). Dari kun fayakunnya Allah dalam penciptaan Adam terlihat bahwa persoalan Adam merupakan hak pribadi Allah; yang tidak dapat disamakan dengan manusia pada umumnya yang melalui proses keterlibatan ibu dan bapak. Proses penyempurnaan penciptaan manusia adalah tempat untuk mendudukkan teori evolusi Darwin, namun tidak dalam arti horizontal vertikal, tetapi hanya horizontal saja sehingga menganut teori evolusi terbatas adalah jalan dan sikap bijak. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1460
0 komentar:
Posting Komentar