Kesalahan perspektif terhadap konsep di dalam Islam telah sampai pada
pembahasan perempuan, yang oleh sebagian kalangan masih dianggap tabu.
Walaupun pembahasan gender dalam Islam telah muncul sejak kelahirannya,
namun ketika terjadi benturan dengan tuntutan sosial, politik, dan
budaya misalnya, diskursus ini ramai dibicarakan kembali. Banyak hal
yang harus diluruskan dalam persepsi masyarakat tentang perempuan
terutama anggapan bahwa kaum laki-laki lebih utama daripada kaum
perempuan. Banyak kalangan berbicara tentang ketimpangan sosial
berdasarkan jenis kelamin. Islam tidak sejalan dengan paham patriarki
yang tidak memberikan peluang bagi perempuan untuk berkarya lebih besar
di dalam atau di luar rumah. Al-Qur’an tidak mengenalkan konsep dosa
warisan dari ibu-bapak umat manusia (Hawa dan Adam) dalam skandal buah
terlarang, melainkan itu tanggung jawab bersama keduanya. Perbedaan
anatomi fisik dan biologis antara laki–laki dan perempuan tidaklah
mengharuskan adanya perbedaan status dan kedudukan. Dalam persoalan
tuntutan kesetaraan gender inilah tulisan ini akan membahasnya. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1896
Senin, 08 Agustus 2016
Home »
gerakan gender
,
Islam dan gender
,
Kesetaraan gender
,
Konsep gender
,
Makalah gender
,
politik gender
» ISLAM DAN GENDER; REFLEKSI TERHADAP TUNTUTAN KESETARAAN GENDER
0 komentar:
Posting Komentar