Selasa, 09 Agustus 2016

ANALISIS PERAN STRATEGIS KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

Revitalisasi kebijakan pemerintah tentang sistem pendidikan nasional berdampak pada perubahan sistem pengelolaan pendidikan yang bersifat desentralistik. Konsekuensi logisnya adalah dengan munculnya sistem pendidikan dengan model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen Berbasis Sekolah diharapkan bahkan dipercaya oleh pemerhati pendidikan akan memberikan pengaruh terhadap perubahan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Salah satu kunci keberhasilan tersebut terletak pada peran dan fungsi kepala sekolah dalam mengimplementasikan model MBS tersebut. Sehingga kepala sekolah memiliki peran strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga sekolah harus mempersiapkan diri untuk bisa mengimplementasikannya sebagaimana diharapkan. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1459
Share:

MENYOAL ADAM DALAM AL-QUR’AN DAN TEORI DARWIN (KAJIAN TEMATIK BERDASARKAN KATA-KATA KUNCI)

"ADAM itu bukan manusia pertama." Mendengar dan membaca kalimat tersebut, tentunya semua urat syaraf yang di kepala umat Islam akan menegang. Sebenarnya urat syaraf kepala tidak perlu tegang dengan tesis tersebut, karena akan menghabislan energi saja. Bukankah yang perlu dan lebih penting serta utama lagi untuk dilakukan (aulawiyyah) adalah Menyoal Adam dalam al-Qur'an kemudian membenturkannya dengan teori lain seperti Darwin. Bahwa yang lebih jelas dan kuat argumentasi atau dalilnya adalah yang akan tetap eksis dan yang lain fayadzhabu ghutsā-an.
Menyoal Adam dalam al-Qur'an di sini akan menggunakan metode penafsiran tematik dengan mengambil beberapa kata kunci. Diharapkan dengan metodologi seperti ini akan melahirkan makna dalam wajah baru atau paling tidak, pemahaman makna akan lebih mendalam (ta'mīq al-fahm). Dari kun fayakunnya Allah dalam penciptaan Adam terlihat bahwa persoalan Adam merupakan hak pribadi Allah; yang tidak dapat disamakan dengan manusia pada umumnya yang melalui proses keterlibatan ibu dan bapak. Proses penyempurnaan penciptaan manusia adalah tempat untuk mendudukkan teori evolusi Darwin, namun tidak dalam arti horizontal vertikal, tetapi hanya horizontal saja sehingga menganut teori evolusi terbatas adalah jalan dan sikap bijak. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1460

Share:

TRADISI KAJIAN KEAGAMAAN DALAM ISLAM (TELAAH ATAS PEMIKIRAN CHARLES J. ADAMS)

Kajian terhadap fenomena keagamaan berarti mengkaji prilaku manusia yang terkait dengan kehidupan beragamanya. Fenomena keagamaan berarti sikap dan pandangan manusia yang tidak saja berkaitan dengan sisi normatif-dogmatif akan tetapi juga  pada aspek histroris-sosiologis. Maka pengkajian terhadap agama –termasuk Islam- berarti semacam pengujian secara terus menerus atas fakta-fakta empirik dalam masyarakat beragama. Oleh karena agama dianggap sesuatu yang asasi dan sensitif, maka pengkajian pada sisi empirisnya tidak saja menuntut kehatian-hatian tetapi juga proprsionalitas. Yaitu bagaimana dan atau dimana agama itu didudukkan  dalam kajian.  Atau dengan kata lain peneliti agama harus dapat memilih dan memilah “apa objek dari kajian agama?” dan “bagaimana metode serta perangkat keilmuan dalam kajiannya?  Kesalahan dalam menentukan objek dan metode tersebut dapat mendatangkan kerancauan bahkan kesalahan dalam penafsirannya.  Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1461

Share:

TANTANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA DI LOMBOK

Lombok dikenal dengan sebutan pulau “1000 masjid”, sebagai pertanda bahwa masyarakatnya sangat fanatik dalam menjalankan ajaran agama Islam. Indikasi ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah masjid dan mushalla, serta maraknya pengajian-pengajian (majlis ta‘līm) yang disampaikan oleh tuan guru di daerah tersebut. Namun demikian, predikat sebagai masyarakat religius yang fanatik bukan berarti tidak ada tantangan dalam kehidupan beragama. Dari tinjauan agama dan kepercayaan, masyarakat Lombok didiami oleh masyarakat yang heterogen. Hampir semua agama yang diakui di Indonesia ada di Lombok walaupun dengan jumlah yang sangat kecil. Keberadaan agama-agama dan kepercayaan tersebut seharusnya bisa menjadi modal social (social capital) di dalam membangun masyarakat Nusa Tenggara Barat yang BerdayaSaing. Secara umum, tantangan di dalam kehidupan beragama ini biasanya muncul di tengah-tengah masyarakat dalam bentuk konflik dan ketegangan-ketegangan, baik yang terjadi antar umat beragama, maupun dengan umat yang seagama.  Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1886

Share:

FUNGSIONALISASI ZAKAT; MEREKA-REKA SANKSI BAGI PENGEMPLANG ZAKAT

Eksekusi bagi mereka yang tidak berzakat perlu dirintis,  agar zakat dapat mengangkat harkat dan kesejahteraan ummat Islam. Eksekutornya adalah Badan Amil Zakat (BAZ). BAZ dapat menjelma menjadi lembaga superbody dalam mengurus para Muzakki yang bandel mengeluarkan zakat.  Syaratnya, Pengurus BAZ yang lahir dari proses politik harus berjalan efektif dan akuntabel. Efektifitas dapat diukur dari kinerja dan kuantitas zakat yang dikumpulkan pada setiap tahunnya, sementara akuntabilitas lebih dilihat pada pertanggungjawaban pengurus BAZ setiap tahunnya. Akuntabilitas sesuai dengan mekanisme politik anggaran yang ada. Artinya, pendapatan dari BAZ harus dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk kemudian didistribusikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan ashnāp yang telah di gariskan agama Islam.Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1887
Share:

KRITIK TIME VALUE OF MONEY

Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efesiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran. Dalam fiqh Islam uang sering disebut dengan nuqūd atau tsaman. Secara umum, uang dalam Islam adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur nilai barang dan jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian. Di dalam ekonomi Islam, tidak dikenal adanya money demand for speculation. Sebab, spekulasi tidak diperbolehkan dan kebalikan dari sistem konvensional yang memberikan bunga pada harta. Dalam Islam, harta adalah sesuatu  yang dikenai zakat jika disimpan telah mencapai haulnya. Oleh karenanya, motif money for transaction serta money demand for precautionary dikenal dalam ekonomi Islam.  Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1892
Share:

POLITIK HUKUM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA (ANALISIS KRITIS REGULASI PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH)

Dewasa ini perkembangan Perbankan Syariah semakin pesat. Dengan demikian, maka tidak menutup kemungkinan timbulnya sengketa antara Perbankan Syariah dengan nasabahnya, baik dalam kapasitasnya sebagai Shahibul Maal (penyandang dana) maupun Mudharib (pengelola dana). Berkaitan dengan itu, Pasal 49 huruf i Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama melimpahkan kewenangan kepada Peradilan Agama untuk menyelesaikan sengketa tersebut secara absolut. Namun pada sisi lain Peradilan Umum juga diberi kewenangan untuk menyelesaikan sengketa yang sama melalui Penjelasan Pasal 55 ayat (2) huruf d Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Dalam konteks itulah artikel ini menelaah ketidaksinkronan kedua peraturan perundang-undangan tersebut serta mencari format penyelesaian yang lebih maslahah. Solusi terbaik yang diajukan dalam artikel ini adalah dengan mengamandemen UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah oleh lembaga yang berwenang, khususnya menyangkut dimungkinkannya Pengadilan Negeri menyelesaikan sengketa Perbankan Syariah. Untuk memperkuat ide tersebut dipaparkan empat alasan logis yang mencakup: (1). Untuk menjamin kepastian hukum penyelesaian sengketa Perbankan Syariah; (2). Untuk mengakhiri konflik yurisdiksi antara Peradilan Agama dengan Peradilan Umum; (3). Hakim Pengadilan Negeri tidak kompeten untuk menyelesaikan sengketa Perbankan Syariah; dan (4). Untuk meluruskan paradigma pengelompokan litigasi dan non litigasi yang keliru. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1889
Share:

طرق تعليم اللغة العربية

من تحليل نتائج عرض البيانات السابقة فإنه يدل على أن طريقة القواعد والترجمة تؤدي إلى نتيجة التعلم والتعليم لا بأس به للغة العربية، ولن تؤدي إلى النتيجة المرجوة الممتازة في مجال تعليم اللغة العربية إلا إذا كانت مصاحبة بالطريقة الأخرى مثل طريقة القراءة، لأن هذه الطريقة طريقة لاتنفك عن طريقة القواعد والترجمة، فهما مثل العملة الواحدة، ذو الوجهين، فطريقة القراءة ترجمة وتطبيق لطريقة القواعد والترجمة. وأيّاً كانت من الطرق، فإنها لا تؤدي إلى شيء، وليس بشيء إلا مع التطبيق. وفي مجال تطبيق اللغة العربية، خاصة مهارة الكلام باستخدام الطريقة السمعية الشفهية قد تؤدي إلى التكلم بلا بالٍ (asal-asalan)، وكثيراً لا يهتم شيئاً بالقواعد النحوية، لذلك للمحافظة على أصالة اللغة وفصاحة اللسان فإنه لا بد من جمع الطريقة السمعية الشفهية مع طريقة القواعد والترجمة. وبجمع هذه الطرق الثلاث: طريقة القراءة، وطريقة القواعد والترجمة والطريقة السمعية الشفهية فإن تعليم اللغة العربية، إما مهارة القراءة أو الكتابة أو الاستماع والكلام سوف يؤدي إلى الفعّالية. معرفة المزيد في
Share:

KEMANA ISLAM LOKAL-KU: ISLAM SASAK SEBAGAI LOCAL GENIUS



Judul Buku          : Islam Lokal: Akulturasi Islam di Bumi Sasak
Penulis                 : M. Ahyar Fadly
Penerbit              : STAIIQ Press
Tahun                   : 2008
Cetakan               : Pertama

AGAMA apapun yang datang ke dunia tidak memasuki ruang vakum budaya. Ungkapan Komaruddin Hidayat ini dalam tulisannya Ketika Agama Menyejarah adalah sangat wajar sekali, karena bilamana Islam lahir di Jazirah Arabia, saat itu pula sudah berkembang dan mengakar keyakinan-keyakinan agama dari pada nabi sebelumnya. (hlm. xiii) Demikian pula halnya, ketika Islam mengaliri setiap benua, pulau dan pada akhirnya sampai ke Tanah Sasak pada abad ke-16, Islam tidak datang sebagai tsunami yang menghanyutkan segala apa di hadapannya dan bukan sebagai api yang membakar segala sesuatu menjadi abu tanpa adanya pertanyaan. Islam hadir bagai sungai yang mencari liukan dan kelokan ketika terbentur dengan bebatuan besar yang keras, yang walau terkadang melompati dan membasahinya; Islam ada hanya untuk mensejahterakan semesta (rahmatan lil’ālamīna) dan meneduhkan setiap hati dan jiwa yang memandangnya. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1891
Share:

Senin, 08 Agustus 2016

EKSISTENSI PENDIDIK DALAM PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ISLAM

Pada hakekatnya, proses pendidikan merupakan proses aktualisasi potensi diri manusia. Sistem proses menumbuhkembangkan potensi diri itu telah ditawarkan secara sempurna dalam sistem ajaran Islam. Hal ini yang pada akhirnya menyebabkan manusia dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan Allah. Manusia dicoba didewasakan dan di-insānkāmil-kan melalui pendidikan sebagai elemen yang berpretensi positif dalam pembangunan kehidupan yang berkeadaban. Pendidikan Islam dalam prosesnya harus berlangsung secara konsisten dengan nilai-nilai, karena Islam sebagai agama wahyu mengandung sistem nilai yang menjadi pedoman hidup umat manusia dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan. Dari pemikiran ini, maka pendidikan merupakan tindakan sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insān kāmil). Oleh karena dasarnya yang demikian, salah satu aspek penting dan mendasar dalam pendidikan adalah aspek pendidik. Pendidik merupakan spiritual father bagi peserta didik yang menjadi sumber ilmu dan moral untuk membentuk peserta didiknya menjadi orang yang berilmu, berakhlak mulia, dan mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi psikomotor, kognitif maupun afektif.  Potensi tersebut harus dikembangkan secara seimbang sehingga eksistensi pendidik dalam pemberdayaan pendidikan dapat tercapai dan dapat melaksanakan fungsi kekhalifahannya di muka bumi dengan baik.  Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1893
Share:

IMPLIKASI WACANA GENDER DALAM MEDIA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM

Gender merupakan salah satu wacana penting untuk didiskusikan dalam ranah akademik dan wacana sosial. Dalam kancah sosial wacana ini tidak sehangat apa yang didiskusikan dalam ranah akademik. Hal ini terlihat ketika persoalan-persoalan gender tidak begitu mendapat perhatian yang cukup proporsional di kalangan masyarakat. Namun demikian dengan terbukanya akses media, wacana gender kerap mendapat perhatian tidak hanya dikalangan akademisi bahkan juga sampai kepada kalangan non-akademis untuk tidak mengatakan masyarakat kelasa bawah. Dengan gencarnya media me-warta-kan wacana gender tersebut, semua pihak merasa bertanggungjawab menjelaskan persoal-persolan gender tersebut. Tulisan ini mencoba menguraikan beberapa wacana gender yang sebenarnya persoalan klasik tetapi menjadi menghangat ketika media “ikut campur” dalam menangani dengan cara yang tidak proporsional. Persoalan tersebut akan menjadi tumpang tindih ketika tidak dilihat dengan kacamata agama baik secara normatif maupun empiris-historis yang nantinya akan berimplikasi terhadap dunia pendidikan.  Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1894
Share:

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM)

Keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai oleh setiap orang karena dapat digunakan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dalam pengambilan keputusan yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa pun diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih dibandingkan dengan siswa SMA atau pun SMP. Berkaitan dengan hal tersebut, seorang dosen dituntut untuk mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa.  Lembar Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah (LKPBM) merupakan lembar kegiatan mahasiswa yang dikemas sedemikian rupa dalam strategi pembelajaran berbasis masalah. Terkait dengan upaya peningkatan kemampuan berpikiri kritis, LKPBM dapat digunakan sebagai media alternatif.  Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1895
Share:

ISLAM DAN GENDER; REFLEKSI TERHADAP TUNTUTAN KESETARAAN GENDER

Kesalahan perspektif terhadap konsep di dalam Islam telah sampai pada pembahasan perempuan, yang oleh sebagian kalangan masih dianggap tabu. Walaupun pembahasan gender dalam Islam telah muncul sejak kelahirannya,  namun ketika terjadi benturan dengan tuntutan sosial, politik, dan budaya misalnya, diskursus ini ramai dibicarakan kembali.  Banyak hal yang harus diluruskan dalam persepsi masyarakat tentang perempuan terutama  anggapan bahwa kaum laki-laki lebih utama daripada kaum perempuan. Banyak kalangan berbicara tentang ketimpangan sosial berdasarkan jenis kelamin. Islam tidak sejalan dengan paham patriarki yang tidak memberikan peluang bagi perempuan untuk berkarya lebih besar di dalam atau di luar rumah.  Al-Qur’an tidak mengenalkan konsep dosa warisan dari ibu-bapak umat manusia (Hawa dan Adam) dalam skandal buah terlarang, melainkan itu tanggung jawab bersama keduanya. Perbedaan anatomi fisik dan biologis antara laki–laki dan perempuan tidaklah mengharuskan adanya perbedaan status dan kedudukan. Dalam persoalan tuntutan kesetaraan gender inilah tulisan ini akan membahasnya. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1896
Share:

AGAMA SEBAGAI PENDORONG PERUBAHAN SOSIAL

Agama lebih banyak dipahami secara definitif oleh masyarakat negara-negara non-Barat. Berangkat dari kekeliruan pemahaman terhadap konsep keagamaan baik secara fenomenologis maupun definitif berpengaruh terhadap performan agama dan semakin lama agama semakin buram dan mungkin tidak menarik. Namun, jika kembali ke konsep manusia sebagai mahluk rasional, tentu dalam kondisi apapun manusia masih tetap membutuhkan agama, karena banyak misteri alam yang tidak bisa dijawab oleh manusia dan agama dapat memberikan jawaban. Semakin manusia tidak bisa menjelaskan gejala-gejala alam yang ada, semakin mereka lari ke agama. Dulu ketika ilmu pengetahuan belum berkembang seperti sekarang ini, banyak msiteri alam yang tidak bisa diterangkan oleh akal manusia. Sebagai mahluk rasional manusia tetap membutuhkan jawaban-jawaban terhadap segala hal. Karena manusia tidak mampu menjelaskan secara rasional, maka untuk memenuhi kebutuhan itu, mereka mencari jalan irrasional. Pada aras ini, agama mampu memberikan jawaban terhadap berbagai misteri gejala alam dan tentunya agama masih tetap dibutuhkan dalam kerangka menjawab berbagai misteri secara komprehensif, termasuk memberikan jawaban terhadap pelbagai arah perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1897
Share:

IBN ‘ARABĪ DAN DOKTRIN WAHDAT AL-WUJŪD

Di antara para tokoh-tokoh sufi yang tersohor, yakni tokoh sufi yang bernama Ibn ‘Arabī, dalam jajaran tokoh sufi, nama Ibn ‘Arabī selalu disebut-sebut sebagai tokoh kontroversial. Popularitas Ibnu ‘Arabī sebagai sosok sufi ini karena pandangannya yang sama sekali berbeda dengan kebanyakan tokoh agama sezamannya, apalagi kalau dibandingkan dengan pandangan ahli syariat. Doktrinnya tentang wahdat al-wujūd oleh sebagian orang juga dianggap sebagai panteistik bahkan dianggap kafir dan sesat. Ada dugaan kuat bahwa pemikiran dan perenungan wahdat al-wujūd Ibn ‘Arabī ini dipengaruhi oleh mistik India dalam doktrin “Brahmana” dan teori emanasi Plotinus yang panteistik. Juga ada yang menyebutnya bersumber dari paham stoisme, filonisme, neoplatonisme, Ismailiyyat dan meditasi-meditasi gnostik al-Hallāj. Tetapi, sejauhmana ide-ide itu begitu berpengaruh terhadap diri Ibn ‘Arabī ataukah ia memiliki formulasi sendiri inilah yang perlu kita lihat. Tulisan ini bermaksud membahas  doktrin wahdat al-wujūd Ibnu ‘Arabī  itu. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1898
Share:

KAIDAH-KAIDAH AL-’URF DALAM BIDANG MUAMALAH

Hukum Islam mengenal dan membenarkan hukum adat. Para ahli ushul fiqh menerima adat yang dalam bahasa fikih disebut dengan ‘urf dengan batasan sebagai sesuatu yang dilakukan atau diucapkan berulang-ulang oleh banyak orang, sehingga dianggap baik dan diterima jiwa dan akal yang sehat. Dalam hal akidah dan ibadah ‘urf tak lazim digunakan, sementara para ahli ushul fiqh yang meneriam cenderung untuk membatasinya dalam masalah muamalah. Beberapa kaidah ‘urf yang berdasarkan dengan muamalah. Pertama, Sesuatu yang telah dikenal karena ‘urf seperti yang disyaratkan dengan suatu syara, Kedua, Sesuatu yang telah dikenal antara pedagang berlaku sebagai syarat diantara mereka. Ketiga, Ketentuan berdasarkan ‘urf seperti ketentuan berdasarkan nash. Keempat, Arti hakiki (yang sebenarnya) ditinggalkan karena ada petunjuk arti menurut adat. Sebuah adat kebiasaan dan ‘urf itu bisa dijadikan sebuah sandaran untuk menetapkan hukum syar’i apabila tidak terdapat nash syar’i atau lafaz shorih (tegas) yang bertentangan dengannya.Selengkapnya...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1899/1402
Share:

أهمية السند في الحديث

مما لا شك فيه ولا ريب، أن كل الأخبار الماضية لا تأتينا إلا عن طريق السند أو الإسناد. وخصيصة الإسناد انفردت وتميزت بها هذه الأمة، ولهذا يقال: "الأمة الإسلامية هي أمة الإسناد". فالإسلام دين متين، لا يعرف الفوضى في تشريعاته، له كيانه الوثيقة، وله أصوله ومبادؤه العامة الثابتة، تكون بضوابط وروابط شرعية. ومن هذه الروابط والضوابط الإهتمام بالرواية المنقولة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم. ولا توجد أمة من الأمم عندها من الأسانيد المتصلة ما عند هذه الأمة الإسلامية.
          فهذا البحث البسيط سيدور حول هذا الكنز الثمين من كنوز هذه الأمة الإسلامية والشريعة الغرّاء، وأهميته في التعامل مع حديث رسولنا الكريم صلى الله عليه وسلم, ألا وهو السند والإسناد. وقبل أن نتطرق إليه مفصّلاَ، حريّ بنا أن نتعرّف على منزلة الحديث أو السنة في الإسلام بشيء من الإيجاز.

Share:

BELAJAR CINTA PLUS DARI RABI‘AH AL-ADAWIYAH

Buku ini merupakan kajian biografi Rabi‘ah beserta ajarannya. Hal ini penting karena wacana “Mahabbatullah” dalam dunia tasawuf, dipopulerkan olehnya dan hampir semua tokoh ulama sufi mengangkat syair-syair Rabi‘ah ketika mengulas masalah “Cinta” kepada Allah, yang memiliki muatan substansi kedalaman moral ke hadirat Ilahi.
Tampilnya Rabi‘ah dalam sejarah tasawuf, memberikan citra tersendiri, dalam menyetarakan gender pada dataran spritual Islam. Bahkan, dengan kemampuannya untuk ‘melawan diri sendiri’ dan selanjutnya tenggelam dalam “telaga Cinta Ilahi”, dinilai oleh kalangan sufi telah melampaui banyak orang-orang shaleh di kalangan laki-laki. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1901
Share:

PEMBACAAN TEKS-TEKS AGAMA

"Teks" muncul dari sebuah atau serangkaian tanda. Secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada, adalah teks. Ketika sesuatu itu ada, maka ia dicirikan dengan tekualitasnya, sebab teks tidak lain adalah rajutan atau jaringan tanda-tanda yang kemudian menghasilkan serangkaian makna. Akan tetapi disini, tanda harus dibedakan dengan makna. Tanda adalah bentuk materialnya, sedangkan makna adalah aspek mental yang berupa kesan, konsep atau ide yang ditimbulkan oleh tanda, material. Kesatuan tanda dengan maknanya adalah "sistem tanda". Tulisan ini akan berusaha mengurai bentuk pembacaan teks-teks agama. Selengkapnya http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1919
Share:

UPAYA ORIENTALISME MELAWAN PERKEMBANGAN BAHASA ARAB FUSHA

Bahasa Arab adalah bahasa yang ti­dak dapat dipisahkan dari Islam. Bahasa Arab sering juga disebut sebagai bahasa Islam atau bahasa agama. Selain itu, bahasa Arab dikatakan pula sebagai bahasa al-Qur‘an, karena al-Qur‘an ditulis dengan bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa persatuan kaum muslimin dan bahasa yang terbesar di antara bahasa-bahasa yang dipakai oleh umat Islam berbagai bangsa. Kekuatan Islam dan negara-negara muslim yang diakui dunia internasional secara tidak langsung semakin memperkuat posisi bahasa Arab dan kini dipakai sebagai bahasa resmi Islamic World League (Rabithah ‘Alam Islami) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang beranggo­takan 45 negara Islam atau negara yang mayoritas penduduknya beragama Is­lam. Hal inilah yang memicu orang-orang di luar Islam, –dalam hal ini orang-orang Kristen dan Yahudi atau yang lebih dikenal dengan orientalis- semakin benci dan tidak senang dengan Islam dan kaum muslimin, kecuali jika kaum muslimin mau mengikuti agama mereka. Bahasa Arab yang merupakan media utama memasuki dunia Islam menjadikan mereka (orientalis) semakin serius mempelajari Islam. Dengan alat bahasa Arab, mereka dapat menyingkap ilmu-ilmu keislaman dan menerjemahkannya ke dalam bahasa-bahasa Eropa. Dalam makalah ini, penulis akan mencoba menjelaskan orientalisme dan sepak terjangnya dalam memerangi dan melawan bahasa Arab Fusha sebagai pintu gerbang memerangi agama Islam dan kaum muslimin. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1904
Share:

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM DI MALAYSIA

Malaysia sebagaimana Indonesia merupakan Negara yang pendudukanya mayoritas Muslim terbesar di Dunia. Demikian pula dengan kultur, adat istiadat bahkan bahasapun masih serumpun dengan Negara Indoensia. Tetapi melihat perkembangan pendidikan akhir-akhir ini, Malaysia terlihat begitu maju dari segi pendidikan dan keislaman. Hal ini terlihat dengan lahirnya beberapa istilah yang mengemuka dalam dunia peradaban Malaysia, seperti konsep Tamaddun, konsep Islam Khadari dan lain-lainnya. Konsep-konsep tersebut mengitari perkembangan pendidikan di Negara tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk menelaah konsep-konsep Islam tersebut, demikian pula dengan konsep pendidikannya sebagai sebuah kontribusi untuk menegok perkembangan pendidikan di Indonesia. Selengkapnya klik... http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1905
Share:

SISTEM AKTIVITAS EKONOMI (BISNIS) MASYARAKAT ARAB PRA-ISLAM

Ketika seluruh dunia tenggelam dalam arus kebohongan, kehilangan human dignity, jauh dari sinaran tauhid, dan keadaan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama masyarakat dunia khususunya Arab sangat rapuh dan memprihatinkan, muncul seorang tokoh besar dalam sejarah sepanjang mass yakni Nabi Muhammad Saw. Sebab itu terasa penting untuk mengetahui keadaan masyarakat Arab pra­Islam itu bagi penelaahan sejarah kelahiran Islam dan perkembangannya lebih jauh, baik masalah sistem aktivitas ekonomi dan lainnya. Tanga memahami dan mengetahui situasi dan kondisi masyarakat Arab pra-Islam, yang lazim disebut "zaman jahiliyah", kita sukar menarik perbandingan antara sebelum dan sesudah bangsa Arab mengenal dan menerima Islam. Selengkapnya... http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1918

Share:

MEMAKNAI KEMBALI QIRAAT AL-QUR’AN

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang merupakan salah satu sumber hukum Islam yang pertama. Sejak awal sampai akhir turunnya, seluruh ayatnya ditulis dan didokumentasikan oleh para juru tulis wahyu yang ditunjuk oleh Nabi. Namun satu hal yang unik bahwa al-Qur’ān  pada masa itu belum dibukukan dalam satu mushaf. Ide pembukuan ini baru muncul pada masa Khalifah Abu Bakar atas saran dan usul dari ‘Umar bin Khattab. Proses pembukuan tersebut berlanjut sampai pada masa Khalifah ‘Us|man yang kemudian pada waktu terjadi saling menyalahkan antara kaum muslimin tentang cara membaca (qirā’āt) al-Qur’ān , bahkan diantara mereka nyaris saling mengkafirkan. Situasi yang demikian itu sangat mencemaskan Khalifah ‘Usman. Iapun segera mengundang sahabat, baik dari golongan Ansar maupun Muhajirin untuk mengatasi masalah yang serius tersebut. Akhirnya mereka sepakat untuk menulis kembali mushaf Abu Bakar dan disalin menjadi beberapa mushaf. Kemudian mengirim mushaf-mushaf tersebut ke berbagai daerah untuk dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kaum muslimin. Sementara mushaf-mushaf lain yang berbeda pada saat itu diperintahkan untuk dibakar. Al-Qur’ān  juga tidak terlepas dari aspek qirā’āt, karena pengertian al-Qur’ān  itu sendiri secara bahasa mengandung arti “bacaan” atau “yang dibaca”. Qirā’āt tersebut disampaikan dan diajarkan oleh Nabi kepada para sahabat, sesuai dengan yang beliau terima dari malaikat jibril. Selanjutnya sahabat mengajarkannya pula kepada tābi‘īn dan para tābi‘īn mengajarkan pula kepada tabi’ al-tābi‘īn dan demikian seterusnya dari generasi ke generasi. Namun qirā’āt yang dipelajari ummat muslim sejak zaman Nabi hingga sekarang memiliki qirā’āt yang berbeda-beda. Masalah ini kemudian menjadi penting untuk dianalisa kembali untuk menghindari perselisihan antara ummat muslim serta dapat menjadi pengetahuan bagi kita.Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1906
Share:

PEMIKIRAN TASAWUF IBNU TAIMIYYAH

Diskusi tentang Ibnu Taimiyyah mendapat porsi yang signifikan, kajian terhadap tokoh ini diperlukan terutama pandangannya tentang tasawuf karena beberapa orintalis dan beberapa kelompok umat Islam berpendapat bahwa Ibnu Taimiyyah anti terhadap tasawuf. Pandangan ini tidak terlepas dari latar belakang pemikiran Ibnu Taimiyyah yang dianggap salafi dan salafi dianggap sebagai golongan yang anti terhadap tasawuf.  Beberapa tulisan Ibnu Taimiyyah yang berbicara menadalam masalah tasawuf yang tulisan tersebut sudah tercakup dalam kitab Majmu’ al-Fatawa yang merupakan kumpulan tulisan dari Ibnu Taimiyyah yang nantinya akan dibahas lebih mendalam dalam ulasan berikutnya. Selain itu, pandangan Ibnu Taimiyyah tentang tasawuf dapat dilihat dari kritik Ibnu Taimiyyah sendiri terhadap beberapa konsep tasawuf khususnya kritik terhadap Ibnu al-‘Arabi tentang Wahdatul Wujud. Selengkapnya klik... http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1907
Share:

REKSADANA SYARI’AH

Reksadana syari’ah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 oleh National Commercial Bank di Saudi Arabia dengan nama Global Trade Equity dengan kapitalisasi sebesar UU$ 150 juta. Sedangkan di Indonesia reksadana syari’ah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1998 oleh PT Danareksa Investment Management, di mana pada saat itu PT Danareksa mengeluarkan produk reksadana berdasarkan prinsip syari’ah berjenis reksadana campuran yang dinamakan dana reksadana syari’ah berimbang berjenis. Reksadana dalam fikih mengandung pengertian sebagai reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syari’at Islam. reksadana syari’ah sebagai reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari’ah Islam, baik dalam akad antara pemodal sebagai milik harta dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi. Reksadana pada umumnya sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek (saham, obligasi, valuta asing atau deposito) oleh manajer investasi. Selengkapnya klik...Jurnal El-Hikam Vol.3 No.2 Th. 2010
Share:

مذهب البصرة

انتشار اللغة العربية في العالم يؤثر كذالك إلى انتشار العلوم المتعلقة بها. النحو هو احدى العلوم المتعلقة باللغة العربية ونسميها كذالك بعلم الألة. ولكن الآن قد ازدادت المصطلحات النحوية مع زيادة المذاهب في النحو. مذهب البصرة هو احدى المذاهب الأولاوية في تاريخ انتشار النحو ، و المطالعة بهذا المذهب لا يزال يمر إلى اليوم. وجود اختلافات في مذاهب النحو ليس باختلاف المكان فحسب بل لوجود الاختلاف في بعض المصطلحات و استخدام الاسم وغير ذالك. في الحقيقة هذه الاختلافات لا تؤدي  إلى فساد وهلاك اللغة و لكن تؤثر إلى زيادة ظواهر العلوم في اللغة العربية. فلذا المطالعة والاستلاء على هذه العلوم ينبغي أن يكون لازما لمحبي اللغة .
Selengkapnya...Jurnal El-Hikam Vol.3 No.2 Tahun 2010
Share:

MEREGUK SARIPATI ISLAM MELALUI TASAWUF

BEBERAPA ISTILAH untuk menyebut kata tasawuf / sufi dalam kajian kontemporer yang sering kita dengar saat ini seperti Urban Sufism (Sufi Kota), New Age Movment. Untuk melihat fenomena ini berdasarkan istilah tersebut perlu diuraikan bahwa pada mulanya belajar tasawuf adalah jalan menyucikan diri—sebagaimana makna ”sufi” yang berasal dari kata ”safa” yang berarti kesucian. Mereka memperbanyak zikir, puasa, menggenapi salat sunah, dan belajar hidup sederhana (zuhud). Bagi yang lebih serius, mereka berkhalwat (menyepi) ke luar kota selama beberapa hari untuk berzikir. Ada pula yang menekuni tarian Rumi (whirling dervishes), atau berguru pada seorang mursyid (guru) di sebuah kelompok tarekat.
Namun berbeda dengan awal mula belajar tasawuf tersebut terdapat kelompok besar dari kalangan anak muda ini memilih belajar dari lembaga yang kini bertebaran ”menjajakan” tasawuf. Cukup membayar dengan tarif tertentu, tanpa perlu masuk tarekat, mereka bisa menyelami pikiran para pejalan sufi. Fenomena ini sering kita lihat dikalangan masyarakat kota, demikian ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal pertama, sufisme diminati oleh masyarakat perkotaan karena menjadi sarana pencarian makna hidup; kedua, sufisme menjadi sarana pergulatan dan pencerahan intelektual; ketiga, sufisme sebagai sarana terapi psikologis; dan keempat, sufisme sebagai sarana untuk mengikuti trend dan perkembangan wacana keagamaan. Selengkapnya ... Jurnal El-Hikam Vol 3 Nomor 2 Tahun 2010
Share:

Recent Posts

Labels