Sabtu, 01 Oktober 2016
Selasa, 09 Agustus 2016
ANALISIS PERAN STRATEGIS KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
Unknown02.27.00Kepala Sekolah, Makalah Manajemen, makalah pendidikan, Manajemen Berbasis Sekolah, Manajemen Pendidikan, MBS, Peran kepala sekolah
Tidak ada komentar
Revitalisasi kebijakan pemerintah tentang sistem pendidikan nasional
berdampak pada perubahan sistem pengelolaan pendidikan yang bersifat
desentralistik. Konsekuensi logisnya adalah dengan munculnya sistem
pendidikan dengan model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen
Berbasis Sekolah diharapkan bahkan dipercaya oleh pemerhati pendidikan
akan memberikan pengaruh terhadap perubahan dan peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia.
Salah satu kunci keberhasilan tersebut terletak pada peran dan fungsi kepala sekolah dalam mengimplementasikan model MBS tersebut. Sehingga kepala sekolah memiliki peran strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga sekolah harus mempersiapkan diri untuk bisa mengimplementasikannya sebagaimana diharapkan. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1459
Salah satu kunci keberhasilan tersebut terletak pada peran dan fungsi kepala sekolah dalam mengimplementasikan model MBS tersebut. Sehingga kepala sekolah memiliki peran strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga sekolah harus mempersiapkan diri untuk bisa mengimplementasikannya sebagaimana diharapkan. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1459
MENYOAL ADAM DALAM AL-QUR’AN DAN TEORI DARWIN (KAJIAN TEMATIK BERDASARKAN KATA-KATA KUNCI)
Unknown02.21.00Adam dalam Al-Quran, makalah pendidikan, Manusia pertama, Nabi Adam, Teori Darwin
Tidak ada komentar
"ADAM itu bukan manusia pertama." Mendengar dan membaca kalimat
tersebut, tentunya semua urat syaraf yang di kepala umat Islam akan
menegang. Sebenarnya urat syaraf kepala tidak perlu tegang dengan tesis
tersebut, karena akan menghabislan energi saja. Bukankah yang perlu dan
lebih penting serta utama lagi untuk dilakukan (aulawiyyah) adalah Menyoal Adam dalam al-Qur'an kemudian
membenturkannya dengan teori lain seperti Darwin. Bahwa yang lebih
jelas dan kuat argumentasi atau dalilnya adalah yang akan tetap eksis
dan yang lain fayadzhabu ghutsā-an.
Menyoal Adam dalam al-Qur'an di sini akan menggunakan metode penafsiran tematik dengan mengambil beberapa kata kunci. Diharapkan dengan metodologi seperti ini akan melahirkan makna dalam wajah baru atau paling tidak, pemahaman makna akan lebih mendalam (ta'mīq al-fahm). Dari kun fayakunnya Allah dalam penciptaan Adam terlihat bahwa persoalan Adam merupakan hak pribadi Allah; yang tidak dapat disamakan dengan manusia pada umumnya yang melalui proses keterlibatan ibu dan bapak. Proses penyempurnaan penciptaan manusia adalah tempat untuk mendudukkan teori evolusi Darwin, namun tidak dalam arti horizontal vertikal, tetapi hanya horizontal saja sehingga menganut teori evolusi terbatas adalah jalan dan sikap bijak. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1460
Menyoal Adam dalam al-Qur'an di sini akan menggunakan metode penafsiran tematik dengan mengambil beberapa kata kunci. Diharapkan dengan metodologi seperti ini akan melahirkan makna dalam wajah baru atau paling tidak, pemahaman makna akan lebih mendalam (ta'mīq al-fahm). Dari kun fayakunnya Allah dalam penciptaan Adam terlihat bahwa persoalan Adam merupakan hak pribadi Allah; yang tidak dapat disamakan dengan manusia pada umumnya yang melalui proses keterlibatan ibu dan bapak. Proses penyempurnaan penciptaan manusia adalah tempat untuk mendudukkan teori evolusi Darwin, namun tidak dalam arti horizontal vertikal, tetapi hanya horizontal saja sehingga menganut teori evolusi terbatas adalah jalan dan sikap bijak. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1460
TRADISI KAJIAN KEAGAMAAN DALAM ISLAM (TELAAH ATAS PEMIKIRAN CHARLES J. ADAMS)
Unknown02.10.00Agama, Charles J Adams, Islam, Kajian Keagamaan, Makalah Kajian Islam
Tidak ada komentar
Kajian terhadap fenomena keagamaan berarti mengkaji prilaku manusia yang
terkait dengan kehidupan beragamanya. Fenomena keagamaan berarti sikap
dan pandangan manusia yang tidak saja berkaitan dengan sisi
normatif-dogmatif akan tetapi juga pada aspek histroris-sosiologis.
Maka pengkajian terhadap agama –termasuk Islam- berarti semacam
pengujian secara terus menerus atas fakta-fakta empirik dalam masyarakat
beragama. Oleh karena agama dianggap sesuatu yang asasi dan sensitif,
maka pengkajian pada sisi empirisnya tidak saja menuntut kehatian-hatian
tetapi juga proprsionalitas. Yaitu bagaimana dan atau dimana agama itu
didudukkan dalam kajian. Atau dengan kata lain peneliti agama harus
dapat memilih dan memilah “apa objek dari kajian agama?” dan “bagaimana
metode serta perangkat keilmuan dalam kajiannya? Kesalahan dalam
menentukan objek dan metode tersebut dapat mendatangkan kerancauan
bahkan kesalahan dalam penafsirannya. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1461
TANTANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA DI LOMBOK
Unknown01.59.00Islam Sasak, Lokal genius Sasak, Lombok, Pulau Lombok, Pulau Seribu Masjid, Sasak Lombok, Tradisi Sasak
Tidak ada komentar
Lombok dikenal dengan sebutan pulau “1000 masjid”, sebagai pertanda
bahwa masyarakatnya sangat fanatik dalam menjalankan ajaran agama Islam.
Indikasi ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah masjid dan mushalla,
serta maraknya pengajian-pengajian (majlis ta‘līm) yang
disampaikan oleh tuan guru di daerah tersebut. Namun demikian, predikat
sebagai masyarakat religius yang fanatik bukan berarti tidak ada
tantangan dalam kehidupan beragama. Dari tinjauan agama dan kepercayaan,
masyarakat Lombok didiami oleh masyarakat yang heterogen. Hampir semua
agama yang diakui di Indonesia ada di Lombok walaupun dengan jumlah yang
sangat kecil. Keberadaan agama-agama dan kepercayaan tersebut
seharusnya bisa menjadi modal social (social capital) di dalam
membangun masyarakat Nusa Tenggara Barat yang BerdayaSaing. Secara umum,
tantangan di dalam kehidupan beragama ini biasanya muncul di
tengah-tengah masyarakat dalam bentuk konflik dan ketegangan-ketegangan,
baik yang terjadi antar umat beragama, maupun dengan umat yang seagama.
Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1886
FUNGSIONALISASI ZAKAT; MEREKA-REKA SANKSI BAGI PENGEMPLANG ZAKAT
Unknown01.54.00Badan Amil Zakat, BAZ, Fungsionalisasi zakat, Makalah zakat, Mustahik, Muzakki, Politik anggaran, Sanksi zakat
Tidak ada komentar
Eksekusi bagi mereka yang tidak berzakat perlu dirintis, agar zakat
dapat mengangkat harkat dan kesejahteraan ummat Islam. Eksekutornya
adalah Badan Amil Zakat (BAZ). BAZ dapat menjelma menjadi lembaga
superbody dalam mengurus para Muzakki yang bandel mengeluarkan
zakat. Syaratnya, Pengurus BAZ yang lahir dari proses politik harus
berjalan efektif dan akuntabel. Efektifitas dapat diukur dari kinerja
dan kuantitas zakat yang dikumpulkan pada setiap tahunnya, sementara
akuntabilitas lebih dilihat pada pertanggungjawaban pengurus BAZ setiap
tahunnya. Akuntabilitas sesuai dengan mekanisme politik anggaran yang
ada. Artinya, pendapatan dari BAZ harus dimasukkan ke dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) untuk kemudian didistribusikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan ashnāp yang telah di gariskan agama Islam.Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1887
KRITIK TIME VALUE OF MONEY
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter
yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalam
sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan
yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan
nilai. Efesiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya
akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan
meningkatkan produktifitas dan kemakmuran. Dalam fiqh Islam uang sering
disebut dengan nuqūd atau tsaman. Secara umum, uang
dalam Islam adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur nilai barang
dan jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian. Di dalam ekonomi
Islam, tidak dikenal adanya money demand for speculation. Sebab,
spekulasi tidak diperbolehkan dan kebalikan dari sistem konvensional
yang memberikan bunga pada harta. Dalam Islam, harta adalah sesuatu
yang dikenai zakat jika disimpan telah mencapai haulnya. Oleh karenanya,
motif money for transaction serta money demand for precautionary dikenal dalam ekonomi Islam. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1892
POLITIK HUKUM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA (ANALISIS KRITIS REGULASI PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH)
Unknown00.48.00Analisi regulasi perbankan, Hukum perbankan, Makalah ekonomi islam, Makalah perbankan Islam, Makalah perbankan Syariah, Sengketa Perbankan
Tidak ada komentar
طرق تعليم اللغة العربية
من تحليل نتائج عرض البيانات السابقة فإنه يدل على أن طريقة القواعد
والترجمة تؤدي إلى نتيجة التعلم والتعليم لا بأس به للغة العربية، ولن تؤدي
إلى النتيجة المرجوة الممتازة في مجال تعليم اللغة العربية إلا إذا كانت
مصاحبة بالطريقة الأخرى مثل طريقة القراءة، لأن هذه الطريقة طريقة لاتنفك
عن طريقة القواعد والترجمة، فهما مثل العملة الواحدة، ذو الوجهين، فطريقة
القراءة ترجمة وتطبيق لطريقة القواعد والترجمة. وأيّاً كانت من
الطرق، فإنها لا تؤدي إلى شيء، وليس بشيء إلا مع التطبيق. وفي مجال تطبيق
اللغة العربية، خاصة مهارة الكلام باستخدام الطريقة السمعية الشفهية قد
تؤدي إلى التكلم بلا بالٍ (asal-asalan)، وكثيراً لا يهتم شيئاً بالقواعد
النحوية، لذلك للمحافظة على أصالة اللغة وفصاحة اللسان فإنه لا بد من جمع
الطريقة السمعية الشفهية مع طريقة القواعد والترجمة. وبجمع هذه الطرق
الثلاث: طريقة القراءة، وطريقة القواعد والترجمة والطريقة السمعية الشفهية
فإن تعليم اللغة العربية، إما مهارة القراءة أو الكتابة أو الاستماع
والكلام سوف يؤدي إلى الفعّالية. معرفة المزيد في
KEMANA ISLAM LOKAL-KU: ISLAM SASAK SEBAGAI LOCAL GENIUS
Unknown00.30.00Buku Sasak, Islam Lokal, Islam Lombok, Islam Sasak, Islam Sasak Lombok, Lokal genius Sasak, Lombok
Tidak ada komentar
Judul Buku :
Islam Lokal: Akulturasi Islam di Bumi Sasak
Penulis :
M. Ahyar Fadly
Penerbit :
STAIIQ Press
Tahun :
2008
Cetakan :
Pertama
Senin, 08 Agustus 2016
EKSISTENSI PENDIDIK DALAM PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
Unknown20.51.00Insan kamil, Kompetensi, makalah pendidikan, Pemberdayaan pendidikan, Pendidik, Pendidikan Islam
Tidak ada komentar
Pada hakekatnya, proses pendidikan merupakan proses aktualisasi potensi
diri manusia. Sistem proses menumbuhkembangkan potensi diri itu telah
ditawarkan secara sempurna dalam sistem ajaran Islam. Hal ini yang pada
akhirnya menyebabkan manusia dapat menjalankan tugas yang telah
dibebankan Allah. Manusia dicoba didewasakan dan di-insānkāmil-kan
melalui pendidikan sebagai elemen yang berpretensi positif dalam
pembangunan kehidupan yang berkeadaban. Pendidikan Islam dalam prosesnya
harus berlangsung secara konsisten dengan nilai-nilai, karena Islam
sebagai agama wahyu mengandung sistem nilai yang menjadi pedoman hidup
umat manusia dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan. Dari
pemikiran ini, maka pendidikan merupakan tindakan sadar dengan tujuan
memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya) insani
menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insān kāmil). Oleh
karena dasarnya yang demikian, salah satu aspek penting dan mendasar
dalam pendidikan adalah aspek pendidik. Pendidik merupakan spiritual father
bagi peserta didik yang menjadi sumber ilmu dan moral untuk membentuk
peserta didiknya menjadi orang yang berilmu, berakhlak mulia, dan
mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi psikomotor,
kognitif maupun afektif. Potensi tersebut harus dikembangkan secara
seimbang sehingga eksistensi pendidik dalam pemberdayaan pendidikan
dapat tercapai dan dapat melaksanakan fungsi kekhalifahannya di muka
bumi dengan baik. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1893
IMPLIKASI WACANA GENDER DALAM MEDIA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
Unknown20.46.00Gender, Makalah gender, makalah pendidikan, Media, Pendidikan Islam
Tidak ada komentar
Gender merupakan salah satu wacana penting untuk didiskusikan dalam
ranah akademik dan wacana sosial. Dalam kancah sosial wacana ini tidak
sehangat apa yang didiskusikan dalam ranah akademik. Hal ini terlihat
ketika persoalan-persoalan gender tidak begitu mendapat perhatian yang
cukup proporsional di kalangan masyarakat. Namun demikian dengan
terbukanya akses media, wacana gender kerap mendapat perhatian tidak
hanya dikalangan akademisi bahkan juga sampai kepada kalangan
non-akademis untuk tidak mengatakan masyarakat kelasa bawah. Dengan
gencarnya media me-warta-kan wacana gender tersebut, semua pihak merasa
bertanggungjawab menjelaskan persoal-persolan gender tersebut. Tulisan
ini mencoba menguraikan beberapa wacana gender yang sebenarnya persoalan
klasik tetapi menjadi menghangat ketika media “ikut campur” dalam
menangani dengan cara yang tidak proporsional. Persoalan tersebut akan
menjadi tumpang tindih ketika tidak dilihat dengan kacamata agama baik
secara normatif maupun empiris-historis yang nantinya akan berimplikasi
terhadap dunia pendidikan. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1894
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM)
Unknown20.41.00Berpikir Kritis, Lembar kegiatan, LKPBM, makalah pendidikan, Pembelajaran Berbasis Masalah
Tidak ada komentar
Keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai oleh setiap orang karena
dapat digunakan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dalam
pengambilan keputusan yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa pun diharapkan memiliki
kemampuan berpikir kritis yang lebih dibandingkan dengan siswa SMA atau
pun SMP. Berkaitan dengan hal tersebut, seorang dosen dituntut untuk
mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa.
Lembar Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah (LKPBM) merupakan lembar
kegiatan mahasiswa yang dikemas sedemikian rupa dalam strategi
pembelajaran berbasis masalah. Terkait dengan upaya peningkatan
kemampuan berpikiri kritis, LKPBM dapat digunakan sebagai media
alternatif. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1895
ISLAM DAN GENDER; REFLEKSI TERHADAP TUNTUTAN KESETARAAN GENDER
Unknown20.28.00gerakan gender, Islam dan gender, Kesetaraan gender, Konsep gender, Makalah gender, politik gender
Tidak ada komentar
Kesalahan perspektif terhadap konsep di dalam Islam telah sampai pada
pembahasan perempuan, yang oleh sebagian kalangan masih dianggap tabu.
Walaupun pembahasan gender dalam Islam telah muncul sejak kelahirannya,
namun ketika terjadi benturan dengan tuntutan sosial, politik, dan
budaya misalnya, diskursus ini ramai dibicarakan kembali. Banyak hal
yang harus diluruskan dalam persepsi masyarakat tentang perempuan
terutama anggapan bahwa kaum laki-laki lebih utama daripada kaum
perempuan. Banyak kalangan berbicara tentang ketimpangan sosial
berdasarkan jenis kelamin. Islam tidak sejalan dengan paham patriarki
yang tidak memberikan peluang bagi perempuan untuk berkarya lebih besar
di dalam atau di luar rumah. Al-Qur’an tidak mengenalkan konsep dosa
warisan dari ibu-bapak umat manusia (Hawa dan Adam) dalam skandal buah
terlarang, melainkan itu tanggung jawab bersama keduanya. Perbedaan
anatomi fisik dan biologis antara laki–laki dan perempuan tidaklah
mengharuskan adanya perbedaan status dan kedudukan. Dalam persoalan
tuntutan kesetaraan gender inilah tulisan ini akan membahasnya. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1896
AGAMA SEBAGAI PENDORONG PERUBAHAN SOSIAL
Agama lebih banyak dipahami secara definitif oleh masyarakat
negara-negara non-Barat. Berangkat dari kekeliruan pemahaman terhadap
konsep keagamaan baik secara fenomenologis maupun definitif berpengaruh
terhadap performan agama dan semakin lama agama semakin buram dan
mungkin tidak menarik. Namun, jika kembali ke konsep manusia sebagai
mahluk rasional, tentu dalam kondisi apapun manusia masih tetap
membutuhkan agama, karena banyak misteri alam yang tidak bisa dijawab
oleh manusia dan agama dapat memberikan jawaban. Semakin manusia tidak
bisa menjelaskan gejala-gejala alam yang ada, semakin mereka lari ke
agama. Dulu ketika ilmu pengetahuan belum berkembang seperti sekarang
ini, banyak msiteri alam yang tidak bisa diterangkan oleh akal manusia.
Sebagai mahluk rasional manusia tetap membutuhkan jawaban-jawaban
terhadap segala hal. Karena manusia tidak mampu menjelaskan secara
rasional, maka untuk memenuhi kebutuhan itu, mereka mencari jalan
irrasional. Pada aras ini, agama mampu memberikan jawaban terhadap
berbagai misteri gejala alam dan tentunya agama masih tetap dibutuhkan
dalam kerangka menjawab berbagai misteri secara komprehensif, termasuk
memberikan jawaban terhadap pelbagai arah perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat.Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1897
IBN ‘ARABĪ DAN DOKTRIN WAHDAT AL-WUJŪD
Di antara para tokoh-tokoh sufi yang tersohor, yakni tokoh sufi yang
bernama Ibn ‘Arabī, dalam jajaran tokoh sufi, nama Ibn ‘Arabī selalu
disebut-sebut sebagai tokoh kontroversial. Popularitas Ibnu ‘Arabī
sebagai sosok sufi ini karena pandangannya yang sama sekali berbeda
dengan kebanyakan tokoh agama sezamannya, apalagi kalau dibandingkan
dengan pandangan ahli syariat. Doktrinnya tentang wahdat al-wujūd oleh sebagian orang juga dianggap sebagai panteistik bahkan dianggap kafir dan sesat. Ada dugaan kuat bahwa pemikiran dan perenungan wahdat al-wujūd Ibn ‘Arabī ini dipengaruhi oleh mistik India dalam doktrin “Brahmana” dan teori emanasi Plotinus yang panteistik.
Juga ada yang menyebutnya bersumber dari paham stoisme, filonisme,
neoplatonisme, Ismailiyyat dan meditasi-meditasi gnostik al-Hallāj.
Tetapi, sejauhmana ide-ide itu begitu berpengaruh terhadap diri Ibn
‘Arabī ataukah ia memiliki formulasi sendiri inilah yang perlu kita
lihat. Tulisan ini bermaksud membahas doktrin wahdat al-wujūd Ibnu ‘Arabī itu. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1898
KAIDAH-KAIDAH AL-’URF DALAM BIDANG MUAMALAH
Hukum Islam mengenal dan membenarkan hukum adat. Para ahli ushul fiqh
menerima adat yang dalam bahasa fikih disebut dengan ‘urf dengan batasan
sebagai sesuatu yang dilakukan atau diucapkan berulang-ulang oleh
banyak orang, sehingga dianggap baik dan diterima jiwa dan akal yang
sehat. Dalam hal akidah dan ibadah ‘urf tak lazim digunakan, sementara
para ahli ushul fiqh yang meneriam cenderung untuk membatasinya dalam
masalah muamalah. Beberapa kaidah ‘urf yang berdasarkan dengan muamalah.
Pertama, Sesuatu yang telah dikenal karena ‘urf seperti yang
disyaratkan dengan suatu syara, Kedua, Sesuatu yang telah dikenal antara
pedagang berlaku sebagai syarat diantara mereka. Ketiga, Ketentuan
berdasarkan ‘urf seperti ketentuan berdasarkan nash. Keempat, Arti
hakiki (yang sebenarnya) ditinggalkan karena ada petunjuk arti menurut
adat. Sebuah adat kebiasaan dan ‘urf itu bisa dijadikan sebuah sandaran
untuk menetapkan hukum syar’i apabila tidak terdapat nash syar’i atau
lafaz shorih (tegas) yang bertentangan dengannya.Selengkapnya...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1899/1402
أهمية السند في الحديث
مما لا شك فيه ولا ريب، أن كل الأخبار الماضية لا تأتينا إلا عن طريق
السند أو الإسناد. وخصيصة الإسناد انفردت وتميزت بها هذه الأمة، ولهذا
يقال: "الأمة الإسلامية هي أمة الإسناد". فالإسلام دين متين، لا يعرف
الفوضى في تشريعاته، له كيانه الوثيقة، وله أصوله ومبادؤه العامة الثابتة،
تكون بضوابط وروابط شرعية. ومن هذه الروابط والضوابط الإهتمام بالرواية
المنقولة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم. ولا توجد أمة من الأمم عندها من
الأسانيد المتصلة ما عند هذه الأمة الإسلامية.
فهذا البحث البسيط سيدور حول هذا الكنز الثمين من كنوز هذه الأمة الإسلامية والشريعة الغرّاء، وأهميته في التعامل مع حديث رسولنا الكريم صلى الله عليه وسلم, ألا وهو السند والإسناد. وقبل أن نتطرق إليه مفصّلاَ، حريّ بنا أن نتعرّف على منزلة الحديث أو السنة في الإسلام بشيء من الإيجاز.
فهذا البحث البسيط سيدور حول هذا الكنز الثمين من كنوز هذه الأمة الإسلامية والشريعة الغرّاء، وأهميته في التعامل مع حديث رسولنا الكريم صلى الله عليه وسلم, ألا وهو السند والإسناد. وقبل أن نتطرق إليه مفصّلاَ، حريّ بنا أن نتعرّف على منزلة الحديث أو السنة في الإسلام بشيء من الإيجاز.
BELAJAR CINTA PLUS DARI RABI‘AH AL-ADAWIYAH
Buku ini merupakan kajian biografi Rabi‘ah beserta ajarannya.
Hal ini penting karena wacana “Mahabbatullah” dalam dunia tasawuf,
dipopulerkan olehnya dan hampir semua tokoh ulama sufi mengangkat
syair-syair Rabi‘ah ketika mengulas masalah “Cinta” kepada Allah, yang
memiliki muatan substansi kedalaman moral ke hadirat Ilahi.
Tampilnya Rabi‘ah dalam sejarah tasawuf, memberikan citra tersendiri, dalam menyetarakan gender pada dataran spritual Islam. Bahkan, dengan kemampuannya untuk ‘melawan diri sendiri’ dan selanjutnya tenggelam dalam “telaga Cinta Ilahi”, dinilai oleh kalangan sufi telah melampaui banyak orang-orang shaleh di kalangan laki-laki. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1901
Tampilnya Rabi‘ah dalam sejarah tasawuf, memberikan citra tersendiri, dalam menyetarakan gender pada dataran spritual Islam. Bahkan, dengan kemampuannya untuk ‘melawan diri sendiri’ dan selanjutnya tenggelam dalam “telaga Cinta Ilahi”, dinilai oleh kalangan sufi telah melampaui banyak orang-orang shaleh di kalangan laki-laki. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1901
PEMBACAAN TEKS-TEKS AGAMA
Unknown06.57.00el-hikam, jurnal, makalah, Makalah Agama Islam, makalah pendidikan, Pembacaan Teks, Teks Nash Agama
"Teks" muncul dari sebuah atau serangkaian tanda. Secara sederhana kita
bisa mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada, adalah teks. Ketika
sesuatu itu ada, maka ia dicirikan dengan tekualitasnya, sebab teks
tidak lain adalah rajutan atau jaringan tanda-tanda yang kemudian
menghasilkan serangkaian makna. Akan tetapi disini, tanda harus
dibedakan dengan makna. Tanda adalah bentuk materialnya, sedangkan makna
adalah aspek mental yang berupa kesan, konsep atau ide yang ditimbulkan
oleh tanda, material. Kesatuan tanda dengan maknanya adalah "sistem
tanda". Tulisan ini akan berusaha mengurai bentuk pembacaan teks-teks
agama. Selengkapnya http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1919
UPAYA ORIENTALISME MELAWAN PERKEMBANGAN BAHASA ARAB FUSHA
Bahasa Arab adalah bahasa yang tidak dapat dipisahkan dari Islam.
Bahasa Arab sering juga disebut sebagai bahasa Islam atau bahasa agama.
Selain itu, bahasa Arab dikatakan pula sebagai bahasa al-Qur‘an, karena
al-Qur‘an ditulis dengan bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa
persatuan kaum muslimin dan bahasa yang terbesar di antara bahasa-bahasa
yang dipakai oleh umat Islam berbagai bangsa. Kekuatan Islam dan
negara-negara muslim yang diakui dunia internasional secara tidak
langsung semakin memperkuat posisi bahasa Arab dan kini dipakai sebagai
bahasa resmi Islamic World League (Rabithah ‘Alam Islami) dan
Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang beranggotakan 45 negara Islam
atau negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Hal inilah yang
memicu orang-orang di luar Islam, –dalam hal ini orang-orang Kristen dan
Yahudi atau yang lebih dikenal dengan orientalis- semakin benci dan
tidak senang dengan Islam dan kaum muslimin, kecuali jika kaum muslimin
mau mengikuti agama mereka. Bahasa Arab yang merupakan media utama
memasuki dunia Islam menjadikan mereka (orientalis) semakin serius
mempelajari Islam. Dengan alat bahasa Arab, mereka dapat menyingkap
ilmu-ilmu keislaman dan menerjemahkannya ke dalam bahasa-bahasa Eropa.
Dalam makalah ini, penulis akan mencoba menjelaskan orientalisme dan
sepak terjangnya dalam memerangi dan melawan bahasa Arab Fusha sebagai
pintu gerbang memerangi agama Islam dan kaum muslimin. Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1904
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM DI MALAYSIA
Malaysia sebagaimana Indonesia merupakan Negara yang pendudukanya
mayoritas Muslim terbesar di Dunia. Demikian pula dengan kultur, adat
istiadat bahkan bahasapun masih serumpun dengan Negara Indoensia. Tetapi
melihat perkembangan pendidikan akhir-akhir ini, Malaysia terlihat
begitu maju dari segi pendidikan dan keislaman. Hal ini terlihat dengan
lahirnya beberapa istilah yang mengemuka dalam dunia peradaban Malaysia,
seperti konsep Tamaddun, konsep Islam Khadari dan
lain-lainnya. Konsep-konsep tersebut mengitari perkembangan pendidikan
di Negara tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk menelaah konsep-konsep
Islam tersebut, demikian pula dengan konsep pendidikannya sebagai sebuah
kontribusi untuk menegok perkembangan pendidikan di Indonesia. Selengkapnya klik... http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1905
SISTEM AKTIVITAS EKONOMI (BISNIS) MASYARAKAT ARAB PRA-ISLAM
Ketika seluruh dunia tenggelam dalam arus kebohongan, kehilangan human dignity, jauh
dari sinaran tauhid, dan keadaan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
agama masyarakat dunia khususunya Arab sangat rapuh dan memprihatinkan,
muncul seorang tokoh besar dalam sejarah sepanjang mass yakni Nabi
Muhammad Saw. Sebab itu terasa penting untuk mengetahui keadaan
masyarakat Arab praIslam itu bagi penelaahan sejarah kelahiran Islam
dan perkembangannya lebih jauh, baik masalah sistem aktivitas ekonomi
dan lainnya. Tanga memahami dan mengetahui situasi dan kondisi
masyarakat Arab pra-Islam, yang lazim disebut "zaman jahiliyah", kita sukar menarik perbandingan antara sebelum dan sesudah bangsa Arab mengenal dan menerima Islam. Selengkapnya... http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1918
MEMAKNAI KEMBALI QIRAAT AL-QUR’AN
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang merupakan salah satu sumber
hukum Islam yang pertama. Sejak awal sampai akhir turunnya, seluruh
ayatnya ditulis dan didokumentasikan oleh para juru tulis wahyu yang
ditunjuk oleh Nabi. Namun satu hal yang unik bahwa al-Qur’ān pada masa
itu belum dibukukan dalam satu mushaf. Ide pembukuan ini baru muncul
pada masa Khalifah Abu Bakar atas saran dan usul dari ‘Umar bin Khattab.
Proses pembukuan tersebut berlanjut sampai pada masa Khalifah ‘Us|man
yang kemudian pada waktu terjadi saling menyalahkan antara kaum muslimin
tentang cara membaca (qirā’āt) al-Qur’ān , bahkan diantara mereka
nyaris saling mengkafirkan. Situasi yang demikian itu sangat mencemaskan
Khalifah ‘Usman. Iapun segera mengundang sahabat, baik dari golongan Ansar maupun Muhajirin
untuk mengatasi masalah yang serius tersebut. Akhirnya mereka sepakat
untuk menulis kembali mushaf Abu Bakar dan disalin menjadi beberapa
mushaf. Kemudian mengirim mushaf-mushaf tersebut ke berbagai daerah
untuk dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kaum muslimin. Sementara
mushaf-mushaf lain yang berbeda pada saat itu diperintahkan untuk
dibakar. Al-Qur’ān juga tidak terlepas dari aspek qirā’āt, karena
pengertian al-Qur’ān itu sendiri secara bahasa mengandung arti “bacaan”
atau “yang dibaca”. Qirā’āt tersebut disampaikan dan diajarkan oleh
Nabi kepada para sahabat, sesuai dengan yang beliau terima dari malaikat
jibril. Selanjutnya sahabat mengajarkannya pula kepada tābi‘īn dan para
tābi‘īn mengajarkan pula kepada tabi’ al-tābi‘īn dan demikian
seterusnya dari generasi ke generasi. Namun qirā’āt yang dipelajari
ummat muslim sejak zaman Nabi hingga sekarang memiliki qirā’āt yang
berbeda-beda. Masalah ini kemudian menjadi penting untuk dianalisa
kembali untuk menghindari perselisihan antara ummat muslim serta dapat
menjadi pengetahuan bagi kita.Selengkapnya klik...http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1906
PEMIKIRAN TASAWUF IBNU TAIMIYYAH
Diskusi tentang Ibnu Taimiyyah mendapat porsi yang signifikan, kajian
terhadap tokoh ini diperlukan terutama pandangannya tentang tasawuf
karena beberapa orintalis dan beberapa kelompok umat Islam berpendapat
bahwa Ibnu Taimiyyah anti terhadap tasawuf. Pandangan ini tidak terlepas
dari latar belakang pemikiran Ibnu Taimiyyah yang dianggap salafi dan
salafi dianggap sebagai golongan yang anti terhadap tasawuf. Beberapa
tulisan Ibnu Taimiyyah yang berbicara menadalam masalah tasawuf yang
tulisan tersebut sudah tercakup dalam kitab Majmu’ al-Fatawa yang
merupakan kumpulan tulisan dari Ibnu Taimiyyah yang nantinya akan
dibahas lebih mendalam dalam ulasan berikutnya. Selain itu, pandangan
Ibnu Taimiyyah tentang tasawuf dapat dilihat dari kritik Ibnu Taimiyyah
sendiri terhadap beberapa konsep tasawuf khususnya kritik terhadap Ibnu
al-‘Arabi tentang Wahdatul Wujud. Selengkapnya klik... http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/elhikam/article/view/1907
REKSADANA SYARI’AH
Unknown01.58.00Bank Islam, Global Trade Equity, Makalah Reksadana Syari'ah, National Commercial Bank, PT Danareksa, Reksadana dalam fikih, Reksadana Syari'ah
مذهب البصرة
انتشار اللغة العربية في العالم يؤثر كذالك إلى انتشار العلوم المتعلقة
بها. النحو هو احدى العلوم المتعلقة باللغة العربية ونسميها كذالك بعلم
الألة. ولكن الآن قد ازدادت المصطلحات النحوية مع زيادة المذاهب في النحو.
مذهب البصرة هو احدى المذاهب الأولاوية في تاريخ انتشار النحو ، و المطالعة
بهذا المذهب لا يزال يمر إلى اليوم. وجود اختلافات في مذاهب النحو ليس
باختلاف المكان فحسب بل لوجود الاختلاف في بعض المصطلحات و استخدام الاسم
وغير ذالك. في الحقيقة هذه الاختلافات لا تؤدي إلى فساد وهلاك اللغة و لكن
تؤثر إلى زيادة ظواهر العلوم في اللغة العربية. فلذا المطالعة والاستلاء
على هذه العلوم ينبغي أن يكون لازما لمحبي اللغة .
Selengkapnya...Jurnal El-Hikam Vol.3 No.2 Tahun 2010MEREGUK SARIPATI ISLAM MELALUI TASAWUF
Namun berbeda dengan awal mula belajar tasawuf tersebut terdapat kelompok besar dari kalangan anak muda ini memilih belajar dari lembaga yang kini bertebaran ”menjajakan” tasawuf. Cukup membayar dengan tarif tertentu, tanpa perlu masuk tarekat, mereka bisa menyelami pikiran para pejalan sufi. Fenomena ini sering kita lihat dikalangan masyarakat kota, demikian ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal pertama, sufisme diminati oleh masyarakat perkotaan karena menjadi sarana pencarian makna hidup; kedua, sufisme menjadi sarana pergulatan dan pencerahan intelektual; ketiga, sufisme sebagai sarana terapi psikologis; dan keempat, sufisme sebagai sarana untuk mengikuti trend dan perkembangan wacana keagamaan. Selengkapnya ... Jurnal El-Hikam Vol 3 Nomor 2 Tahun 2010